puisi perjuangan (yang ancur)*mungkin

DIBALIK TOPENG

Dunia makin rapuh,runtuh
bukan maju, malah diam
bukan damai, malah ricuh


tikus berdasi pun makin membabi buta
berkeliaran kesana kemari dengan berlenggak-lenggok bak seorang selebriti


tak peduli mana kawan mana lawan
terus melahap milik siapa saja
terus ! terus ! dan terus melahap


nyam nyam nyam
perut buncit,berjas dan berdasi
seolah gagah perkasa
namun jiwa perampas


perut buncit,berjas dan berdasi
seolah jiwa pemimpin
namun dia tak terpimpin



BUDAK


Budak oh budak
kerja, kerja, terus bekerja
tak ada hentinya


hasrat ingin melawan
namun tak ingin berurusan


keras memang keras
namun apa daya
keringat terus mengalir bak anak sungai


RAJA YA RAJA
selalu diatas
dan selalu kuat
tak ada  yang bisa menghadang


dikala tumbang
budak yang berjuang
dikala terang
budak diserang


nasib ya nasib
itulah derita budak
tak berdaya
karna RAJA ingin berjaya




SETEGAR BESI 



keras begitu keras
tak bisa dilawan
namun semua memang harus tunduk
karena dia lah sang PENAKLUK



harus tunduk dan kerja tanpa henti
terus,,,,terus,,,,terus dan terus seperti itu
ingin bertindak?
nyawa hilang




hanya bisa turut dan berduka
pecut pun menjadi sarapan dan hak bagi para pengikutnya
peluru dan tombak menjadi saksi bisu kala itu
darah bercucuran dimana-mana pun sudah menjadi hal yang biasa


namun kini, semua tak ada artinya lagi
semua pengorbanan, perjuangan, tak ada harganya lagi
jiwa muda mulai tergiur dan menganggap sejarah itu kuno
tak ada hasrat ingin menggali, karna hanya kebebasanlah yang ada dibenaknya